Senja mulai turun di kota, langit oranye membingkai bayangan gedung-gedung tinggi. Di sebuah apartemen dengan jendela besar menghadap kota, Keira duduk di sofa, matanya terpaku pada layar ponsel. Berita tentang “foto bugil tersebar” memenuhi lini masa media sosialnya, membuatnya menghela napas panjang.




“Orang-orang terlalu mudah percaya pada hal yang bahkan belum tentu benar,” gumamnya pelan.
Dari dapur, Adrian berjalan mendekat, membawa dua gelas anggur. “Apa yang bikin kamu serius banget?” tanyanya sambil menyerahkan salah satu gelas kepada Keira.
Keira mengambilnya, menyesap pelan sebelum menoleh ke Adrian. “Tentang bagaimana dunia digital bisa dengan mudah menghancurkan privasi seseorang. Kadang sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi bisa menyebar begitu cepat.”
Adrian duduk di sampingnya, bahunya yang lebar terasa hangat saat bersentuhan dengan kulit Keira. “Kamu tahu? Kadang sesuatu yang tersirat lebih menggoda daripada yang terlihat jelas,” ucapnya sambil menatap dalam ke arah Keira.
Keira tersenyum samar, menyadari arah pembicaraan mulai berubah. “Maksud kamu?”
Adrian menaruh gelasnya di meja, lalu menggeser tubuhnya sedikit lebih dekat. “Seperti sekarang. Aku bisa melihat sesuatu yang lebih dari sekadar apa yang ada di depan mata…” suaranya merendah, penuh makna.
Keira merasakan hawa hangat di tengkuknya, bukan karena udara, tapi karena tatapan Adrian yang semakin tajam. Ia menaruh gelasnya, lalu membiarkan jemarinya menyentuh lengan Adrian dengan perlahan.
“Jadi, menurutmu sesuatu yang tersirat lebih menggoda?” tanyanya, suaranya nyaris berbisik.
Adrian tersenyum miring, menatapnya tanpa berkedip. “Tentu saja. Karena misteri selalu membuat segalanya lebih menarik.”
Sejenak, keheningan yang sarat akan ketegangan mengisi ruangan. Hanya ada napas mereka yang terdengar, makin mendekat, makin tak berjarak. Keira menyadari bahwa mungkin, ada sesuatu yang lebih indah dari sekadar apa yang tersebar di dunia maya—sesuatu yang nyata, terasa, dan ada tepat di hadapannya.
Malam pun semakin larut, dan dunia di luar sana seakan menghilang. Hanya ada mereka, dalam ruang yang dipenuhi desir perasaan yang tak perlu diungkapkan dengan kata-kata.
0 Comments