Di luar, hujan turun deras, mengetuk jendela seperti melodi yang mendayu. Di dalam, kehangatan selimut menyelimuti tubuh kami yang saling bersentuhan. Jari-jarinya mengusap lenganku dengan gerakan lembut, nyaris seperti bisikan yang penuh rahasia. Nafasnya dekat, begitu dekat hingga aku bisa merasakan getarannya di kulit. Malam panjang ini seakan memberi waktu lebih untuk memahami setiap isyarat tanpa harus mengucapkannya.



























Aku membiarkan jemariku bergerak, mengikuti garis punggung tangannya yang bertumpu di lenganku. Sentuhan itu begitu pelan, tapi justru karena itu aku merasakan setiap detik lebih intens. Dia tidak berkata apa-apa, hanya matanya yang berbicara dalam redup cahaya lampu kamar, memberi ruang bagi keheningan untuk berbicara lebih banyak dari kata-kata.
Di luar, gemuruh halus petir menggetarkan udara. Aku menarik napas dalam, membiarkan aroma hujan bercampur dengan kehangatan tubuhnya yang terasa begitu dekat. Dia menyesuaikan posisinya sedikit, membuat selimut yang membungkus kami bergerak perlahan.
“Apa yang kau pikirkan?” suaranya pelan, hampir seperti bisikan yang menyatu dengan suara hujan di luar.
Aku tersenyum kecil, jari-jariku bergerak naik ke lengannya, menyusuri setiap lekuk lembut kulit yang terasa begitu nyata di bawah ujung jemariku. “Aku hanya berpikir… malam ini terasa lebih panjang dari biasanya,” jawabku jujur.
Dia tidak langsung membalas. Aku bisa merasakan tarikan napasnya yang dalam sebelum dia bergerak mendekat, membuat kehangatan tubuhnya semakin terasa. “Dan kau tidak keberatan?” tanyanya, suaranya terdengar sedikit lebih berat, lebih dalam.
Aku menggeleng pelan, membiarkan mata kami bertemu dalam redupnya kamar. “Tidak,” jawabku pelan, “aku ingin malam ini tetap seperti ini.”
Dia tersenyum, sesuatu yang hangat dan samar. Jarinya yang sejak tadi berada di lenganku kini bergerak, menyusuri kulitku dengan gerakan yang lebih nyata. Aku bisa merasakan getaran kecil di udara di antara kami, sesuatu yang tak terlihat tapi terasa begitu kuat.
Di luar, hujan masih turun, menciptakan ritme yang menenangkan. Di dalam, waktu bergerak lebih lambat, membiarkan setiap sentuhan menjadi lebih berarti. Aku menutup mata sejenak, merasakan kehangatan yang mengelilingi kami.
Malam ini tidak hanya tentang hujan yang mengguyur dunia di luar jendela. Malam ini juga tentang kehangatan yang mengalir dalam keheningan, tentang dua hati yang saling memahami dalam diam.
0 Comments