unique visitors counter

Cerita Panas – Kak Chika, Maafkan Adikmu Ini Eps 03


2
2 points

Hari demi hari berlalu, kulalui dengan biasa saja. Aktifitas kursus, mengantar Kak Chika dan beberapa aktifitas biasa lainnya, seperti ngemall, belanja atau bahkan ngopi di cafe, hingga kami berdua memutuskan pulang kampung saat weekend tiba. Sengaja kuhabiskan akhir pekanku di kampung halaman karena kebetulan sepeda motorku sudah siap untuk kubawa ke Jakarta. Perjalanan kali ini tidak ada yang istimewa, namun sedikit mendebarkan, mengapa begitu? Ya, sejak kejadian ketauan ngintip beberapa waktu lalu, hatiku selalu tak karuan, aku takut Kak Chika berbuat sesuatu, dan mungkin ia akan melaporkan kelakuanku ke orang tuaku.

“Ahhhhmmm,” akupun menguap, yang sebenarnya kamuflase untuk menenangkan jantung yang terus berdegub kencang. Plaaak, Kak Chika menepuk bibirku, menegurku karena aku menguap sedikit kencang. Perjalanan kulalui dengan perasaan tak tenang. Entah apa yang akan terjadi nanti, entah apa kata mama dan papa dan kak Baby terhadapku, seorang adik laki-laki satu-satunya yang rela berbuat tak senonoh terhadap kakak perempuannya. “Argghhhh,” Plaaaak “Awww sakit kak,” aku menjerit ketika Kak Chika kembali memukul mulutku, “Abis ribut banget dari tadi,” Kata Kak Chika kemudian melanjutkan tidur.

Setiba di rumah, Kak Chika berlari dengan cepat, dia meninggalkanku dengan beberapa barang bawaan yang tak terlalu banyak, “Kaaaak, bayarnya gmana?” Teriakku menanyakan bayaranan taksi online yang kami gunakan. “Bayariiin, sakit peruut,” kata Kak Chika sambil berlari. Yahh, terpaksa keluar duit deh. Akupun masuk ke dalam rumah, kutemui mama, saat itu papa sedang tak ada di rumah dan kak Baby sedang bekerja. Tak banyak yang kulakukan hari itu, hanya rebahan sambil bermain game online.

Detik berganti, menit terus berubah, jam demi jam terlewati hingga akhirnya, pada sore itu saat sedang makan malam bersama, “Aldo, kamu sudah punya pacar?” Tanya Kak Baby kepadaku, “Belum, fokus belajar dulu,” Jawabku dengan tegas, “Ihh sok banget sih,” Jawab Kak Baby kembali disambut dengan tawa seisi ruangan. “Dia gak mau pacaran, maunya sama aku sampe tua hahaha,” Kata Kak Chika mengagetkanku. Jantungku selalu berdebar jika ia bicara, aku takut ia melaporkan kelakuanku beberapa hari yang lalu.

Waktu berlalu, tak ada apapun yang terjadi, ternyata ini hanya dugaanku saja, Kak Chika tidak bercerita apapun, akupun berangsur-angsur tenang. Rasa khawatir perlahan hilang hingga tidurku bisa nyenyak kembali. Suara musik yang begitu indah, alunan nada yang begitu merdu, ketika tiba-tiba kak Chika membuka pintu kamarku, “Dik,” sapanya dengan nada yang begitu manja, jantungku berdegub kencang ketika melihat kak Chika berdiri di samping pintu. Ia menutup pintu, pakaian yang ia gunakan begitu tipis dan tanpa mengenakan daleman. Pantatnya yang begitu mulus terlihat samar, benar-benar menggodaku.

Tiba-tiba kak Chika naik ke atas kasur, lalu berdiri tepat di hadapanku yang sedang terlentang, iapun mengangkat pakaian tipisnya, memperlihatkan bulu halus dan memek yang begitu mempesona, Kak Chika tersenyum manja, tampak di wajahnya ia ingin disetubuhi oleh adiknya sendiri. Kak Chika mulai membungkuk, menggenggam kemaluanku, sluurrrppp, “Ahhhhh,” desahan kecilku, saat bibir tipisnya mulai memainkan kemaluanku. “Ahhhh kak,” desahanku kembali.

Entah berapa lama ia melakukan itu, hingga akhirnya ia berganti posisi, dan kali ini ia sudah mengangkangiku, “Kakak masukin ya,” kata Kak Chika dengan bisikan lembutnya. Aku tak mampu menolaknya, hanya mengangguk perlahan. Kak Chika menggenggam kemaluanku, diarahkannya ke lubang kenikmatan miliknya, “Ahhhhhh,” rasanya begitu nikmat ketika Kak Chika menggesek2an memeknya menggunakan kemaluanku, hingga akhirnya, blesssss, “Ohhhh yessss,” aku merasakan kehangatan dan jepitan yang sungguh nikmat, Ohhhh ternyata begini rasa memek seorang idol, ahhhh rasanya tak dapat kulukiskan, begitu nikmat.

“Ahhhh, kaaak,” Entah berapa lama aku mendesah, merasakan jepitan dan kehangatan memek Kak Chika, “Ahhhh kaak,” goyangan kak Chika makin cepat, makin cepat, tubuhku sedikit mengejang, “Ahhhhhh,” aku mulai meracau tak karuan, Plaaaak, “Aldooo banguuun,” suara tamparan dan teriakan tepat di telingaku, “awwww, kaaak” Akupun refleks terbangun, “Arrrghhhh, kenapa kaaak?” Jawabku dengan nada yang kesal, “Ihhh marah dia,” Kata kak Chika kemudian berlalu pergi, “Udah pagi nih, ayo siap2,” Kata Kak Chika kembali dengan suara yang cukup keras karena ia sudah berada di luar kamar.

Akupun tersadar, ternyata aku mimpi basah dengan kakakku sendiri. Rasanya sangat nikmat, meskipun tidak sampai klimaks, tapi rasanya begitu nyata. Kehangatannya, sentuhannya, bibir tipisnya, “Ahhhh, apa iniii,” gumamku dalam hati sembari beranjak mengambil handuk.

Hari itu akupun bersiap-siap, memanaskan sepeda motorku, kami akan kembali ke Jakarta hari ini, Kak Chika sibuk dengan beberapa barang yang akan ia bawa, akupun sibuk mengecek beberapa perlengkapan yang akan kubawa. Hari yang begitu cerah, meskipun semalam aku sempat merasakan kenikmatan tubuh kakak kandungku lewat mimpi, tapi rasa penasaranku terhadapnya makin menjadi. Ohhh apakah ini pertanda, bahwa aku mulai jatuh hati dengannya? “Ahhh gak mungkin,” gumamku dalam hati mencoba mengusir jauh-jauh perasaan itu.

Bersambung …


Like it? Share with your friends!

2
2 points

0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *